I said, STOP RACING Lee Chae Rin !! PART1

Coba saja,

kalau kau mau mendengarku,

Mungkin saat ini aku masih memeluk dan menciummu.

Atau mungkin,

kita sudah menggendong buah hati kita …

~ ++ ~ ++ ~

3 Tahun yang lalu …

“Kau tahu, aku hampir mati karenamu !” bentakku pada perempuan ini.

“Oh, maaf” kata perempuan itu santai dan ringan.

“Baiklah, masalah kita selesai. Aku harus pergi” pamit perempuan itu dengan nada yang sangat dingin.

Setelah ia pamit, ia langsung masuk ke mobil balapnya dan langsung pergi dari hadapanku.

“Kyuhyun, kamu baik baik aja kan ? Nggak ada yang luka gara gara mobil itu kan ?” tanya Park Geu Rim, pacarku.

“Aku baik baik saja, Geu Rim. Tenang saja” jawabku.

“Baiklah. Pulang yuk” ajak Geu Rim.

“Iya, ayo” kataku.

Namun aku tetap terdiam ditempatku berdiri. Sedangkan Geu Rim, sudah duduk manis di mobil.

“Kyu, ayo” teriak Geu Rim.

“Iya iya” kataku.

Sebelum aku membalikkan badanku, mataku tertuju pada sesuatu yang berada di tanah.

“Apa itu ?” bisikku.

“Gelang ?” bisikku lagi.

Mungkin, gelang ini milik perempuan itu. Siapa tau bertemu, jadi aku bawa saja.

“Kyu, kamu ngeliatin apa sih ? Ayo pulang” teriak Geu Rim.

“Iya, chagiya” jawabku pasrah.

~ ++ ~ ++ ~

“Kyu, ikut eomma yuk” ajak eomma.

“Kemana eomma ?” tanyaku malas.

“Ada tetangga baru. Kebetulan temen lamanya eomma” jawab Ah Ra noona.

“Sama noona kan bisa” tolakku.

“Aku nggak bisa. Ada urusan” jawab Ah Ra noona.

“Aish. Baiklah eomma” aku mengalah saja.

“Tunggu dulu ya eomma. Aku ganti baju dulu” kataku.

“Iya. Tapi jangan lama lama” kata eomma sambil menyiapkan sesuatu.

5 menit kemudian …

“Udah siap Kyu ?” tanya eomma.

“Sudah eomma” jawabku malas.

“Aduh, semangat dong. Anak teman eomma cantik lo” kata eomma sambil merapikan bajuku.

“Eomma, aku sudah punya Geu Rim” kataku.

“Yah, sayang sekali. Padahal dia cantik dan lebih mandiri dari pada yeojachingumu, Kyu” jelas eomma.

“Ye terserah eomma deh. Ayo cepetan ke sana deh eomma. Aku mau maen game lagi” protesku.

“Iya iya” kata eomma sambil menutup pintu kamarnya.

~ ++ ~ ++ ~

“Permisi …” sapa eommaku sambil mengetuk pintu rumah tetangga baru, yang disebut sebut sebagai teman lama eomma.

“Iya, sebentar” jawab seseoang dari dalam.

Tak lama kemudian, sang pemilik rumah membuka pintu.

“Waaah, lama tak bertemu ya. Ternyata bertemu disini” kata pemilik rumah sambil memeluk eomma.

“Iya. Oh iya, ini anakku yang ke 2. Namanya Cho Kyu Hyun” eomma memperkenalkan aku pada pemilik rumah itu.

“Ahjumma” kataku sambil membungkukkan badanku dan terseyum ramah kepadanya.

“Wah, kau tampan sekali” puji ahjumma itu, teman lama eomma.

“Kamsahamnida, ahjumma” balasku sambil tersenyum.

“Eomma, kunci mobilku mana ?” teriak seorang perempuan dari dalam.

“Ada di eomma” jawab ahjumma itu.

“Maaf ya. Anakku emang begitu sukanya balapan mobil. Nggak beda jauh sama appanya” jelas ahjumma itu pada eomma (dan mungkin aku juga).

“Mana ?” tanya perempuan itu.

“Kamu ?” kataku kaget.

“Kyu, kamu sudah kenal ?” tanya eomma.

“Iya. Dia cowok yang hampir aku tabrak kemaren” jawab perempuan itu santai.

“Kamu tidak apa apa kan ?” tanya ahjumma itu tiba tiba.

“Nggak kok” jawabku.

“Eomma, mana kunciku ?” tanya perempuan itu.

“Eomma nggak akan ngasih kunci mobil ke kamu” jawab ahjumma itu.

“Ah, eomma” ambek perempuan itu dan dia langsung berlari kedalam.

“Maaf ya, Chae Rin emang gitu” kata ahjumma.

“Nggak apa apa kok. Oh iya, ini kue dari kami. Kebetulan yang buat anak pertamaku. Cuman dia nggak bisa ikut ke sini” jelas eomma sambil memberikan kue yang dari tadi dibawa kepada ahjumma.

“Ayo masuk” ajak ahjumma.

“Iya iya” jawab eomma.

Love you Love you Love you

Love you Love you Love you

Oh my baby my love

“Sebentar ya eomma, ahjumma. Ada telpon” kataku.

“Iya iya” jawab eomma dan ahjumma bersamaan.

“Yeoboseo” aku mengangkat telpon.

“Yeoboseo, Kyu ? Temenin aku jalan dong” pinta Geu Rim.

“Tapi aku lagi nemenin eomma bertamu ke tetangga baru” jelasku.

“Aduh, Kyu. Tetangga kan ? Eomma mu bisa pulang sendiri” omel Geu Rim.

“Yaya. Aku tanya ke eomma dulu. Sebentar”  kataku dengan nada malas dan langsung mematikan telponnya.

“Eomma, aku pergi sebentar. Geu Rim barusan telpon” tanyaku pada eomma.

“Baiklah” jawab eomma.

“Eomma, ahjumma, aku pergi dulu ya” pamitku.

“Ne. Hati hati dijalan ya, Kyu” pesan eomma.

“Iya, eomma” kataku.

Aku langsung kembali kerumah dan mengambil mobilku.

Love you Love you Love you

Love you Love you Love you

Oh my baby my love

“Apa ?” tanyaku malas.

“Boleh kan sama eommamu ?” tanya Geu Rim riang.

“Ya. Ini aku mau kesana” jawabku.

“Baiklah. Jangan lama lama ya” pesan Geu Rim.

“Ya” jawabku malas dan langsung menutup telponnya.

Daripada kena omelan Geu Rim, aku langsung pergi kerumahnya saja lah.

~ ++ ~ ++ ~

Sepulang dari mall …

“Terima kasih Kyu” kata Geu Rim senang.

“Ya” jawabku singkat.

“Aku pulang dulu ya” pamitku.

“Iya. Hati hati dijalan ya, Kyu” pesan Geu Rim.

“Ne, chagiya” jawabku.

Setelah itu, aku meninggalkan Geu Rim yang masih asyik melambaikan tangannya padaku.

Tak lama kemudian, ditengah jalan ada kerumunan orang. Sepertinya ada tabrakan atau apalah. Aku memutuskan untuk turun.

“Iya, seorang perempuan” jawab orang disebelahku kepada temannya.

Aku menerobos kerumunan orang, agar tau siapa yang sedang mereka kerumuni.

“Chae Rin ?!” teriakku tidak percaya.

“Kyu ?!” tanyanya kaget.

“Kau kenapa ?” tanyaku.

“Menabrak” jawab Chae Rin polos.

“Ayo ikut aku. Aku antar pulang” kataku.

“Nggak mau” kata Chae Rin yang tadinya dingin sekarang berubah manja.

“Kau ini, tadi dingin sekarang manja” ejekku.

“Sudahlah, bantu aku” kata Chae Rin.

“Iya iya. Ayo berdiri” kataku.

“Tidak bisa. Kakiku berdarah gini kok. Mana bisa aku berdiri” jawab Chae Rin.

“Baiklah, aku gendong. Manja” kataku sambil berusaha menggendongnya.

“Kau berat sekali” protesku.

“Sudahlah, menggendong perempuan saja tidak bisa” protes Chae Rin balik.

“Permisi” kataku sambil menggendong Chae Rin.

Sesampainya dimobil, Chae Rin ingin berbaring di jok belakang. Ya, aku turuti saja apa mau Chae Rin yang dingin.

“Mana telponmu” tanyaku.

“Ini” jawabnya sambil menyodorkan telpon genggamnya.

“Buat apa ?” tanyanya.

“Menelpon eommamu” jawabku.

“Jangan, Kyu” katanya cepat.

“Kenapa ?” tanyaku lagi.

“Aku sembunyi sembunyi dari eomma. Sudah, bawa aku kerumah sakit saja” jawabnya.

“Baiklah” kataku pasrah.

Dari pada kena omel Chae Rin yang dingin tapi terkadang manja, aku turuti saja dia.

~ ++ ~ ++ ~

@Hospital …

“Sakit ah” bentak Chae Rin sambil memukulku.

“Iya maaf. Kamu sih pake acara sembunyi sembunyi segala” kataku sambil terus menuju ruang yang aku tuju (Sebenarnya, aku juga tidak tahu ruang mana yang harus aku tuju).

“Permisi sus, ini saya mau mengobati teman saya. Dimana ya ?” tanyaku pada suster yang berada dibagian informasi sambil menggendong Chae Rin (Dia tidak ingin menggunakan ranjang yang biasanya itu. Katanya ingin digendong. Menyusahkan sekali sih).

“Oh ke arah lorong sebelah sana. Ruangannya dipaling ujung” jelas suster itu sambil menunjuk salah satu lorong.

“Baiklah. Terima kasih” kataku.

“Aku langsung menuju lorong yang tadi ditunjuk oleh suster itu.

“Kyu, kau lelet sekali sih. Ayo cepat, kakiku sakit” rengek Chae Rin. Dia tidak tau apa, kalau badannya itu berat.

“Sabar, Chae Rin. Badanmu berat” kataku.

“Lari Kyu, lari” perintah Chae Rin.

“Baiklah. Pegangan yang erat ya” kataku.

Setelah Chae Rin berpegangan, aku langsung berlari. Dan akhirnya, Taraaaa … Sampai.

“Dok, bisa tolong teman saya ?” tanyaku pada dokter yang ada di ruangan itu.

“Ya tentu bisa dong. Ayo duduk di ranjang situ” kata dokter itu. Wuih, ni dokter gaol abiez.

Aku bantu Chae Rin untuk duduk diranjang si pak dokter.

“Kamu balapan lagi ?” tanya dokter itu.

“Iya. Tapi, jangan bilang eomma” kata Chae Rim.

Oh, berarti Chae Rin dan dokter ini sudah akrab.

“Terus ?” tanya dokter itu bingung.

“Biar nanti dirumah saja” jawab Chae Rim.

“Nah, sudah” kata sang dokter.

“Terima kasih dok. Berapa biaya nya ?” tanyaku.

“Tidak usah, dia pasien lama saya. Dia juga sudah saya anggap seperti anak saya sendiri” jawab dokter itu. Baik sekali dokter ini.

“Baiklah. Terima kasih ya dokter” kataku sambil membungkukkan badanku.

“Iya sama sama” jawab dokter itu.

Setelah mendengar jawaban dokter itu, aku langsung keluar ruangan. Setelah di luar, aku baru tersadar kalau Chae Rin masih didalam. Aku langsung masuk ke ruangan tadi dan menjemput Chae Rin.

“Loh, kok balik ?” tanya dokter itu.

“Chae Rin nya masih disini. Lupa kalo bawa dia” kataku.

Saat kulihat Chae Rin, dia sudah memasang ekspresi marah.

“Ayo Chae Rin, pulang” ajakku.

“Iya ayo” kata Chae Rin.

“Jalan ya ?” tanyaku.

“Gendong lah. Sama tetangga baru” kata Chae Rin.

“Nggak. Kamu berat” kataku.

“Yasudah. Tapi bantu aku berjalan dan jangan tinggalkan aku” pinta Chae Rin.

“Iya tetangga baru yang menyebalkan” kataku sambil membantunya jalan.

Setelah bersusah payah, akhirnya sampai juga dimobil. Waktunya pulang.

~ ++ ~ ++ ~

“Chae Rin ?” tanya eomma.

“Ahjumma” kata Chae Rin sambil membungkukkan badan dan juga masih memegangku.

“Kyu kenapa dia ?” tanya eomma.

“Hei, kenapa ? Ditanyain tuh” tanyaku pada Chae Rin. Biar dia sendiri saja yang menjawab.

“Menabrak trotoar” jawabnya polos. Sama seperti tadi.

“Apa ?” kata ahjumma tidak percaya.

“Maaf ya eomma. Hehehe” kata Chae Rin cengegesan.

“Yasudah. Kyu, tolong antar ke kamarnya bisa kan ?” tanya ahjumma.

“Bisa ahjumma. Ayo mana kamarmu ?” kataku sambil menjitak kepala Chae Rin.

“Sana” jawab Chae Rin sambil menunjuk satu kamar.

“Oh. Ayo” kataku.

“Pelan pelaaan” teriak Chae Rin.

“Iya iya” kataku pasrah. Sumpah, tetangga baru yang satu ini, menyusahkan.

Categories: FF (FanFiction) | Tags: , | 2 Comments

Post navigation

2 thoughts on “I said, STOP RACING Lee Chae Rin !! PART1

  1. Pingback: I said, STOP RACING Lee Chae Rin !! PART2 « kyukemon ><

  2. Pingback: I said, STOP RACING Lee Chae Rin !! PART3 « kyukemon ><

Leave a comment